Pasuruan, Pagiterkini.com – Sudah tujuh hari berlalu sejak tewasnya Juari (42), warga Dusun Kanduruan, Kecamatan Sukorejo, akibat teror bondet di Jalan Raya Sukorejo–Bangil, tepatnya di Dusun Lawatan, Desa Kalirejo, Sukorejo. Namun hingga Rabu (10/12/2025), kasus keji tersebut masih gelap. Pelaku belum juga berhasil diidentifikasi apalagi ditangkap.

Peristiwa tragis yang terjadi Jumat (5/12/2025) itu telah mengguncang rasa aman masyarakat Sukorejo. Juari yang tengah melintas dengan sepeda motor sendirian menjadi korban pembondetan brutal yang terekam jelas oleh CCTV. Namun meski bukti video sudah beredar luas, polisi belum mampu menghadirkan titik terang.

Kondisi ini membuat warga semakin resah dan marah. Mereka menilai kinerja aparat terlalu lamban menghadapi aksi pembunuhan sadis yang menggunakan bom ikan (bondet), senjata yang tidak hanya mematikan, tetapi juga berbahaya bagi siapa pun yang melintas di area tersebut.

“Sudah tujuh hari, tapi pelaku masih bebas berkeliaran. Kami minta polisi serius mengusut kasus ini. Jangan seperti mengejar bayangan,” ujar Rokib warga Pasuruan.

Ia menilai, kasus ini terlalu berisiko jika hanya ditangani oleh penyidik lokal. Mereka mendesak agar kepolisian segera menggandeng Jatanras Polda Jatim, yang dikenal cepat dan terlatih dalam menangani kejahatan berat, termasuk pembunuhan berencana.

“Ini bukan kasus biasa. Ini pembunuhan pakai bondet. Bukan main-main. Harusnya dari awal langsung libatkan Jatanras supaya pelaku cepat ketemu. Kalau dibiarkan, bisa-bisa kejadian kayak gini terulang lagi,” tegasnya.

Keresahan warga bukan tanpa alasan. Banyak yang khawatir pelaku masih berkeliaran di sekitar Kecamatan Sukorejo. Bukan tidak mungkin pelaku melakukan aksi serupa kepada warga lain, mengingat tindakan pertama dilakukan secara terang-terangan di pinggir jalan raya yang ramai dilalui kendaraan.

“Kami takut keluar malam. Bahkan siang saja waswas. Pelaku kayak hilang ditelan bumi. Ini bahaya. Jangan sampai ada korban berikutnya,” keluhnya.

Sementara itu, polisi menyebut masih melakukan pendalaman. Aparat terus mengumpulkan serpihan bahan peledak, memeriksa saksi-saksi, memetakan arah pelarian pelaku, serta menelusuri rekaman CCTV dari beberapa titik tambahan. Namun di mata warga, proses itu dinilai terlalu lambat dibanding urgensi kasus.

“Pokoknya pelaku harus segera ditangkap. Jangan sampai lolos begitu saja. Ini nyawa manusia, bukan kasus ringan. Kalau polisi diam, kami yang hidup di sini yang ketakutan,” pungkasnya.