PASURUAN, PAGITERKINI.COM – Seruan untuk menutup kafe Gempol 9 (G9) di Kecamatan Gempol terus bergulir. Salah satu desakan datang dari seorang yang mengatasnamakan diri sebagai Doa Suci LPM, yang belakangan diketahui merupakan seorang oknum wartawan. Minggu (10/07)
Dalam komentarnya di media sosial, ia meminta agar G9 segera ditutup. Ia menuding kafe tersebut menjadi lokasi perdagangan anak di bawah umur, bahkan menyebut tempat kejadian perkara (TKP) terkait dugaan tersebut berada di G9. Ia juga menyinggung insiden bentrok antara wartawan dan anggota TNI yang disebutnya terjadi di lokasi yang sama.
“Terakhir, dalam operasi pekat Polres Pasuruan, ditemukan senjata tajam dan minuman keras di G9 Gempol Pasuruan,” ujarnya dalam komentar tersebut.
Namun, alih-alih dikenal sebagai penggerak sosial, sejumlah informasi menyebutkan, bahwa oknum tersebut justru tidak memiliki rekam jejak positif di dunia jurnalistik.
Sejumlah rekan seprofesi bahkan menuturkan, bahwa Doa Suci LPM tidak layak disebut wartawan profesional.
“Dia itu pekerjaannya percaloan. Maksudnya, ia memanfaatkan kartu pers hanya untuk kepentingan pribadi, seperti menjadi calo di sejumlah Samsat di Jawa Timur,” ungkap salah satu rekan wartawan yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Berdasarkan penelusuran, oknum tersebut juga diduga tidak pernah menghasilkan karya jurnalistik murni. Ia hanya membagikan berita dari rilis humas atau given news yang dikirimkan oleh sejumlah Polres di Jawa Timur.
“Memang tidak ada karya tulisnya. Yang ada, dia memanfaatkan kartu identitas wartawan untuk kegiatan percaloan di Samsat,” tambah narasumber tersebut.
Karena itu, lanjutnya, tidak mengherankan jika oknum tersebut gencar menyerukan penutupan tempat yang dianggapnya sebagai lokasi maksiat.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini masih berupaya menelusuri dan memastikan identitas pemilik akun Doa Suci LPM untuk melakukan konfirmasi langsung terkait pernyataannya di media sosial.
(mal/kuh)












Tinggalkan Balasan