PASURUAN, Pagiterkini.com – Karnaval di Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, yang digelar sejak Sabtu hingga Minggu (12/10/25), menuai keluhan dari warga. Kegiatan yang awalnya hanya dijadwalkan untuk cek sound ternyata disusupi acara live DJ, hingga berujung pada keributan dan tawuran antarwarga.

Acara yang diikuti sekitar 20 grup peserta karnaval itu awalnya berlangsung tertib. Namun, pada Sabtu malam, panitia justru memanfaatkan izin cek sound untuk menggelar hiburan tambahan berupa penampilan DJ Tantri. Suasana yang semula kondusif berubah memanas hingga memicu tawuran di lokasi acara.

Salah satu warga Rembang, Suhadi, menyesalkan kelalaian panitia yang dinilai tidak mampu mengantisipasi potensi keributan.

“Saya sangat prihatin melihat kejadian itu. Mestinya panitia bisa mengatur dengan baik, bukan hanya fokus pada urusan parkir yang jelas-jelas menguntungkan secara pribadi,” ujarnya kepada Pagiterkini.com.

Menurut Suhadi, akibat kurangnya pengawasan, aparat kepolisian akhirnya harus turun tangan untuk menertibkan situasi.

“Dikira Polsek diam saja? Padahal nanti yang repot pihak kepolisian juga. Panitianya kurang tanggap dan terkesan lepas tangan,” tambahnya.

Selain keributan, warga juga mengeluhkan tarif parkir yang dinilai tidak wajar. Biaya parkir sepeda motor juga mencapai Rp20.000, sementara untuk mobil bahkan lebih tinggi.

“Parkirnya saja sudah seperti konser besar,” kata Suhadi dengan nada kesal.

Keluhan juga datang dari para pedagang yang berjualan di lokasi acara. Mereka mengaku harus membayar iuran sebesar Rp100.000 kepada panitia.

“Kami bayar seratus ribu. Saya jualan kecil-kecilan, tapi namanya rezeki ya bismillah saja, Pak,” ujar Warsono (nama samaran), salah satu pedagang di lokasi.

Sementara itu, Kepala Desa Oro-oro Ombo Kulon saat dikonfirmasi enggan memberikan keterangan terkait polemik yang terjadi. Sejumlah warga menduga pihak desa sengaja memilih diam dan tidak menanggapi konfirmasi media.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Rembang, AKP Mulyono, S.Sos., M.H., membenarkan, adanya insiden tawuran di lokasi. Ia mengaku terkejut dengan tambahan acara live DJ dalam kegiatan yang izinnya hanya untuk cek sound.

“Setahu saya, izinnya hanya untuk cek sound. Tidak ada pemberitahuan soal live DJ,” ujarnya singkat.

Kapolsek menegaskan, pihaknya sempat berdebat dengan panitia mengenai jam operasional acara tersebut.

“Saya sudah tegaskan, acara harus selesai maksimal pukul 22.00 WIB. Kami tidak ingin ada gangguan keamanan yang lebih besar,” tandasnya.

(ml/kuh)