PASURUAN, Pagiterkini.com – Dugaan praktik pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Desa Cowek, Kabupaten Pasuruan, semakin mencuat. HR, yang sebelumnya dikabarkan sering mengangkut BBM dari sejumlah SPBU, kini diduga mencampur bahan bakar tersebut dengan kondensat demi memperbanyak volume dan meraup keuntungan lebih besar. Padahal, penggunaan kondensat dapat merusak mesin kendaraan, sementara konsumen tidak menyadari bahwa BBM yang mereka beli sudah dioplos.

Erwin, warga Purwosari yang mengikuti perkembangan kasus ini, mengungkapkan bahwa, praktik tersebut telah berlangsung cukup lama.

“Saya pernah mendengar bahwa BBM yang dijual HR dicampur dengan sesuatu. Belakangan saya tahu itu adalah kondensat. Jika benar demikian, tentu masyarakat sangat dirugikan karena bisa merusak mesin kendaraan,” ujarnya, Rabu (06/03).

Ia juga menambahkan, bahwa HR dikenal sebagai sosok yang cerdik dalam menjalankan aksinya. Salah satu contohnya adalah penggunaan nomor telepon dari luar negeri agar sulit dilacak.

“HR ini terbilang kelas kakap dalam dunia minyak,” tambahnya.

Sumber lain yang enggan disebutkan namanya turut membenarkan dugaan tersebut. Menurutnya, HR sengaja mencampurkan kondensat untuk menambah volume BBM yang dijual, sehingga keuntungannya lebih besar.

“Biasanya kondensat ini dicampur supaya jumlahnya terlihat lebih banyak, tapi kualitasnya turun drastis. Jika digunakan terus-menerus, bisa merusak mesin kendaraan,” ungkapnya.

Warga sekitar rumah HR, mulai curiga dengan aktivitas yang dianggap tidak biasa. Beberapa dari mereka kerap melihat kendaraan HR keluar-masuk membawa jeriken berisi BBM dalam jumlah besar.

“Saya sering melihat mobil HR bolak-balik, terutama pada malam hari. Mobil-mobil itu penuh dengan jeriken, biasanya ditutup dengan terpal biru. Ini sudah berlangsung cukup lama, dan warga mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi,” kata warga.

Warga lainnya juga mengungkapkan, bahwa HR kerap menggunakan beberapa kendaraan berbeda untuk mengangkut BBM dari SPBU, seolah-olah ingin menghindari kecurigaan.

“Ada tiga mobil yang biasa digunakan HR untuk mengangkut BBM, yaitu Suzuki Carry silver yang ditutup terpal biru, Nissan Serena putih, dan Daihatsu Gran Max Citizen putih. Biasanya, ia berpindah-pindah dari satu SPBU ke SPBU lainnya secara estafet,” ujar warga.

Warga Desa Cowek dan sekitarnya, semakin resah dengan dugaan praktik ilegal ini. Mereka khawatir dampak jangka panjangnya akan merugikan banyak orang, terutama konsumen yang tanpa sadar membeli BBM oplosan.

“Kami berharap pihak kepolisian segera turun tangan dan menyelidiki kasus ini. Jika benar ada pengoplosan, harus ada tindakan tegas. Jangan sampai masyarakat terus dirugikan,” tegas warga Desa Cowek yang enggan disebut namanya.

Masyarakat pun mendesak kepolisian setempat serta Polres Pasuruan untuk segera melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan pengoplosan BBM ini dengan kondensat. Mereka berharap jika HR terbukti bersalah, ia dapat segera ditindak agar praktik serupa tidak terus berulang.

Hingga berita ini diterbitkan, HR masih belum dapat dihubungi karena nomor teleponnya tidak aktif. Sementara itu, tekanan dari masyarakat semakin besar agar aparat segera bertindak demi menjaga kualitas dan keamanan BBM yang beredar di wilayah Pasuruan. (BERSAMBUNG)

Kontributor : hambali/tim/red)