PASURUAN, PAGITERKINI.COM – Kasus dugaan pemalsuan Surat Keputusan (SK) Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor (RA) menjadi sorotan publik. Di tengah polemik yang memanas, muncul pertanyaan besar : Siapa proksi luar atau elit politik yang diduga berada dibalik kasus ini?.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ketua Terpilih PC GP Ansor Bangil Abdul Rozak “diduga memalsukan” Surat Keputusan (SK) Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor (RA) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gempol, yang dimana SK tersebut adalah salah satu syarat untuk pencalonan ketua cabang dalam Konfercab X PC GP Ansor Bangil, pada Minggu 22 Desember 2024 waktu lalu.

Menurut Informasi yang dihimpun awak media, Surat keputusan bernomor 002/PAC-XII-11-05/SK/VII/2022 dan ditetapkan di Gempol pada 22 Juli 2022 tersebut, Abdul Rozak menjadi wakil Ketua majelis Dzikir dan Sholawat Pimpinan Anak Cabang Gempol. Namun di SK berbeda pada arsip berkas akreditasi Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bangil dan Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim yang tersebar melalui pesan WhatsApp tak dikenal, jabatan sebagai wakil ketua bernama Ismail dengan nomor SK dan tanggal yang sama.

Di sisi lain, Juga tersebar Story WhatsApp ada beberapa elit politik yang ikut merayakan kemenangan Abdul Rozak disebuah Warung kopi/Kafe di daerah Sidowayah, keberadaan proksi luar dalam kasus ini bukanlah hal yang mustahil. Indikasi keterlibatan elit politik terlihat dari upaya sistematis untuk memengaruhi keputusan strategis melalui Pemalsuan SK tersebut.

Salah satu aktivis Ansor yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa, “Ada kepentingan besar yang sedang dimainkan dibalik layar,” ungkap salah satu Aktivis Ansor. Jumat (10/01/2025)

Sementara itu, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril, hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini. Namun, tekanan semakin meningkat agar ia segera melakukan tabayun antara terduga pemalsuan SK dan PH Demisioner selaku pemilik data pembanding dalam berkas akreditasi SK tersebut, agar jelas mana SK asli dan palsu, serta memberikan penjelasan kepada publik, terutama kepada para Kader GP Ansor yang ada di Jawa Timur.

Di sisi lain, Musyafa’ Safril Selaku Ketua PW GP Ansor Jawa Timur saat dikonfirmasi awak media pada 31 Desember 2024 terkait polemik tersebut ia hanya memberikan jawaban singkat.

Lagi diurus korwil,” balasnya Musaffa Safril dengan singkat.

Namun ketika awak media menanyakan kembali sampai terakhir pada Rabu, 8 Januari 2025, terkait apakah ada tindakan dan tabayun antara ketua terpilih PC GP Ansor Bangil, Ketua PAC GP Ansor Gempol Dan PH Demisioner, Musyafa’ Safril enggan menjawab pesan tersebut meski sudah nampak dibaca, (centang biru).

Senada dengan Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, terduga Pemalsuan SK, yaitu Abdul Rozak selaku Ketua terpilih PC GP Ansor Bangil dan Ketua PAC GP Ansor Gempol, saat dikonfirmasi awak media melalui aplikasi WhatsApp bungkam enggan memberikan jawaban sama sekali terkait dugaan Pemalsuan SK tersebut.

Di sisi lain, berbagai pihak menyerukan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam menyelesaikan kasus ini. Mereka berharap jika memang terbukti, sanksi organisasi dan hukum bisa berjalan adil dan tidak terpengaruh oleh intervensi politik.

Dugaan pemalsuan SK ini telah mengguncang kepercayaan publik terhadap integritas organisasi terbesar se-Indonesia. Apakah ini sekadar kasus administratif, atau ada kekuatan besar dibaliknya? Jawabannya, mungkin akan terungkap seiring berjalannya Investigasi yang dilakukan beberapa aktivis Ansor Bangil. “BERSAMBUNG” (Ry/Mal)