PASURUAN, PAGITERKINI.COM – Di sebuah kota kecil di Pasuruan, nama Sakera masih menggema sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan yang pernah terjadi di masa penjajahan Belanda. Sosok legendaris ini dikenal sebagai pejuang hak-hak buruh di perkebunan tebu dan pabrik gula pada awal abad ke-19.
Sakera bukan sekadar ahli bela diri, tetapi juga simbol keberanian yang melawan ketidakadilan yang dilakukan penjajah. Namanya kini abadi, dikenang oleh masyarakat, dan terus menjadi inspirasi.
Makamnya yang terletak di Dusun Bekacak, Kelurahan Kolursari, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, dirawat dengan baik dan sering menjadi tujuan ziarah. Sebuah tugu patung Sakera juga berdiri gagah di pertigaan Bekacak, menjadi penanda penghormatan atas perjuangannya.
Semangat perjuangan Sakera, kini dihidupkan kembali oleh Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat SAKERA (LPKSM SAKERA). Lembaga ini mengusung nama besar Sakera sebagai wujud komitmen untuk melawan kedzaliman, khususnya dalam melindungi hak-hak masyarakat dari ketidakadilan.
Sekretaris Jenderal LPKSM SAKERA, M. Khoirul Huda, menjelaskan, bahwa visi dan misi lembaga ini sangat sejalan dengan perjuangan Sakera di masa lalu.
“Nama lembaga kami adalah SAKERA, karena kami ingin mengikuti jejak perjuangan beliau, yang gigih memperjuangkan hak masyarakat dan melawan kedzaliman. Ini menjadi landasan dari visi dan misi kami,” ujar Huda. Minggu (26/01/2025)
Lebih lanjut, Huda menegaskan, bahwa lembaganya siap menjadi wadah bagi masyarakat yang merasa ditindas atau dirugikan. “Jika ada warga, khususnya di Pasuruan, yang menjadi korban kedzaliman dari seseorang atau pelaku usaha, jangan ragu untuk mengadu ke lembaga kami. Insya Allah, kami akan membantu sepenuh hati,” tutupnya penuh keyakinan.
LPKSM SAKERA, adalah cerminan nyata bahwa semangat perjuangan Sakera tidak pernah padam. Kini, semangat itu terus hidup untuk melindungi masyarakat dari berbagai bentuk ketidakadilan. (Mal)
Tinggalkan Balasan