Pj. Wali Kota Malang Iwan Kurniawan (tengah) menjelaskan pengelolaan TPA Supit Urang Kota Malang

Pemerintah Kota Malang, di bawah kepemimpinan Pj. Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, mengatasi tantangan pengelolaan sampah yang mencapai 780 ton per hari dengan komitmen kuat untuk menerapkan inovasi berkelanjutan. Iwan menegaskan pentingnya beralih dari sistem sanitary landfill yang tidak lagi efektif, dan mengoptimalkan pengolahan sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, seperti kompos, Refuse Derived Fuel (RDF), dan briket.

“Sanitary landfill bukan solusi jangka panjang. Kami perlu mengolah sampah agar tidak hanya menumpuk di TPA, tapi juga memberikan manfaat ekonomi sekaligus memperpanjang usia operasional tempat pembuangan,” ujar Iwan setelah mendampingi Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, dalam kunjungan ke TPA Supit Urang, Sabtu (18/01/2025).

Salah satu tantangan terbesar adalah 1,3 ton sampah per hari yang belum terkelola dengan baik, terutama karena masih banyaknya masyarakat yang kurang disiplin dalam membuang sampah. Untuk itu, Pemkot Malang melalui program Local Service Delivery Improvement Program (LSDP) menargetkan pengelolaan sampah secara menyeluruh, bukan hanya sebatas pembuangan.

Setiap harinya, sekitar 500 ton sampah masuk ke TPA Supit Urang, di mana 450 ton masih tertimbun di landfill, sementara 35 ton telah berhasil diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Ke depan, Pemkot Malang berencana untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah agar lebih banyak sampah dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaya, menyampaikan bahwa pada 2025, anggaran akan difokuskan pada penguraian sampah di pos landfill untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pengelolaan sampah. Saat ini, sekitar 27,2 persen sampah telah berhasil dikelola melalui proses sorting, komposting, dan bank sampah.

Pemkot Malang juga berencana untuk menjadikan hasil pengolahan sampah sebagai sumber retribusi baru melalui regulasi daerah. Target ambisius untuk 2026, pengelolaan sampah di TPA Supit Urang diproyeksikan dapat mencapai 250 ton per hari, yang berarti lebih dari 50 persen sampah di Kota Malang akan dikelola secara optimal.

“Kami ingin menjadikan Kota Malang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan inovasi ini, sampah bukan hanya masalah, tetapi juga peluang untuk meningkatkan ekonomi daerah dan menjaga kelestarian lingkungan,” pungkas Iwan.(Red)