PASURUAN, Pagiterkini.com – Suasana hangat dan akrab menyelimuti Pemandian Air Panas Kepulungan, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Rintik hujan yang turun perlahan justru menambah kesejukan udara, berpadu sempurna dengan hangatnya air belerang yang mengalir di kolam alami.
Di tepian kolam, pengunjung terlihat menikmati secangkir kopi sambil berbincang santai, menciptakan momen relaksasi yang tak terlupakan. Mandi air panas ditemani kopi hangat? Kombinasi sempurna untuk melepas penat!
Sejumlah jurnalis dari berbagai media pun turut merasakan sensasi ini. Indra dari Lumbungberita.com dan Andre dari Kabarjatim.id, tampak larut dalam suasana santai, berbagi cerita sambil menyeruput kopi panas di tepi kolam.
Meski hujan turun perlahan, antusiasme pengunjung tetap tinggi. Justru, suasana menjadi semakin nyaman dan menenangkan. Abdul Karim (45), salah satu pengunjung mengungkapkan, kepuasannya setelah berendam di air panas alami ini.
“Rasanya enak dan segar sekali! Badan yang tadinya pegal-pegal jadi lebih ringan. Airnya juga pas, nggak terlalu panas, jadi nyaman buat berendam lama,” ujarnya sambil menikmati kopinya.
Hal serupa dirasakan Siti Rohmah (38), yang datang bersama keluarganya dari Surabaya.
“Setiap akhir pekan saya dan keluarga sering ke sini. Selain murah meriah, manfaatnya juga luar biasa! Habis berendam, badan jadi lebih segar, tidur pun lebih nyenyak,” katanya dengan senyum puas saat memberikan keterangan kepada Pagiterkini.com.
Bukan hanya warga lokal, wisatawan dari luar daerah pun rela datang jauh-jauh demi menikmati pengalaman unik ini. Yanto (50) dari Blitar, bahkan mengajak istri dan anaknya untuk liburan singkat di Kepulungan.
“Awalnya penasaran, katanya air panasnya bagus buat kesehatan. Ternyata memang betul! Apalagi ditemani hujan gerimis dan kopi hangat, suasananya benar-benar bikin betah,” ujarnya.
Dengan suasana alam yang asri, fasilitas yang memadai, dan harga yang ramah di kantong, Pemandian Air Panas Kepulungan menjadi destinasi favorit bagi siapa saja yang ingin melepas penat.
Jurnalis : Mal
Tinggalkan Balasan