SURABAYA, PAGITERKINI.COM – Aksi protes memalukan mewarnai halaman Gedung DPRD Jawa Timur, Selasa (15/7/2025). Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Madura Indonesia (AMI) menumpuk sampah di depan gedung wakil rakyat sebagai simbol busuknya kinerja legislatif, terutama Komisi A, dalam menyikapi praktik mafia narkoba, pungli, dan judi online yang melibatkan oknum petugas lapas dan rutan di Jawa Timur.

Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum AMI, Baihaki Akbar, yang menyebut DPRD Jatim sudah tidak layak disebut wakil rakyat karena abai terhadap praktik hukum yang timpang dan tebang pilih.

“Di Lapas Pemuda Madiun, ada sipir ketahuan masukkan narkoba, tapi cuma dipindah tugas. Di Lumajang, ada yang positif pakai narkoba juga dibiarkan. Tapi rakyat kecil bawa sabu setitik saja, dihajar penjara bertahun-tahun,” tegas Baihaki.

Baihaki menyebut DPRD, terutama Komisi A, bukan hanya gagal menjalankan fungsi pengawasan, tapi juga tunduk pada tekanan mafia dalam tubuh pemasyarakatan.

“Kami sudah datang baik-baik ke Komisi A, menyampaikan fakta. Tapi nihil! Tidak ditindaklanjuti. Hari ini kami datang lagi dengan keras, tetap tak ada satu pun yang berani keluar. Kami simpulkan: DPRD Jatim lembaga pengecut! Tidak punya nyali lawan mafia lapas!” seru Baihaki lantang.

Tidak adanya respons dari dalam gedung membuat massa AMI geram. Mereka menyebut DPRD Jatim sebagai lembaga lumpuh, yang hanya berani pada rakyat kecil tapi ciut di hadapan jaringan narkoba.

Tak berhenti di situ, Baihaki bahkan mengancam akan mendatangi langsung rumah Ketua DPRD Jatim minggu depan.

“Kalau mereka tidak mau dengar suara rakyat di kantor, kami datangi rumahnya. Kami ingatkan bahwa rakyat sedang marah besar!” tandasnya.

Aksi ini jadi tamparan keras bagi DPRD Jawa Timur. Kritik AMI bukan sekadar soal aparat bobrok, tapi juga menunjuk langsung kegagalan sistemik lembaga legislatif yang selama ini seharusnya menjadi penjaga marwah hukum dan keadilan sosial.

(ml/mi/kuh)